Komisi II DPRD
Kabupaten Pasuruan telah menggelar rapat di ruang kantor Dewan bersama dua
organisasi perangkat daerah (OPD) yaitu Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan,
Kamis (12/03/2020).
Dalam rapat tersebut membahas soal kelangkaan
pupuk yang selama ini dikeluhkan oleh para petani khusunya di wilayah Kabupaten
Pasuruan. Hasil rapat tersebut ternyata kelangkaan pupuk bersubsidi pemicunya
disebabkan oleh lambatnya menyusun Sistem elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok (e RDKK) oleh Dinas pertanian.
Politisi Asal NasDem yang Juga Ketua Komisi II
DPRD Kabupaten Pasuruan dari Fraksi Nasdem, Joko Cahyono menyampaikan, mestinya
produsen selektif dalam menentukan distributor. Artinya harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan. Persyaratan itu salah satu contoh harus kuat
modal dan pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi harus benar-benar
dilakukan.
"Atas kelangkaan pupuk ini, kami
menyarankan selaku Dinas Pertanian segera menginput data dengan valid melalui
sistem E-RDKK. Dengan melalui inilah untuk dasar menebus pupuk bersubsisi biar
terkafer. Satu hal lagi, kami jelaskan soal pupuk tentang prosentase penambahan
adanya pupuk di SK Permentan Jatim terdapat percontohan UREA naik 47 %, di
Tahun 2020, lalu ZA naik 63%, SP 36 naik 45%, NPK naik 64% dan organik
219%," ujar Joko Cahyono.
Hal Senada Juga di ungkapkan Wakil ketua DPRD
Kabupaten Pasuruan dari Fraksi PDI P, Andri Wahyudi mengatakan, kelangkaan
pupuk bersubsidi disebabkan lambatnya penyunsunan E-RDKK oleh Dinas pertanian,
Kabupaten Pasuruan. Selain itu ada yang lebih parah dua wilayah yaitu Tutur dan
Tosari sampai tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi, karena diblokir.
Alasanya wilayah tersebut pemetaan baku lahan
pertanian (Petabloknya) dihapus. Untung saja atas perjuangan Kaji Joko selaku
Ketua Komisi II dan bersama teman-teman DPRD lainnya, akhirnya dua wilayah
tersebut mendapat bantuan lagi.
"Menurut kami, seharusnya Dinas Pertanian
jangan terlalu kukuh pada aturan dan terpenting lagi harus memperhatikan para
petani pada saat musim tanam," kata Andri Wahyudi Tutur Andre. (uzi)
0 komentar:
Posting Komentar